Aspek Penting Kerjasama Jaringan Informasi


Aspek Penting Kerjasama Jaringan Informasi
Latar Belakang
Perpustakaan merupakan Lembaga penyedia layanan informasi bagi para penggunannya. Di era modern ini banyak perpustakaan yang sudah menjalin kerjasama antar perpustakaan. kerjasama perpustakaan adalah perpustakaan yang berjumlah dua atau lebih melakukan kerjasama atau aktivitas secara terpadu atau bersinergi yang memiliki arah dan tujuan tertentu. Kata sinergi memiliki makna bahwa bekerja sama akan memberikan hasil yang lebih besar ketimbang bekerja secara masing-masing (Sulistyo-Basuki,1992).  Dalam kerjasama perpustakaan ada sebuah istilah kerjasama jaringan informasi, jaringan memiliki arti perangkat keras, perangkat lunak, proyek, badan, sistem komunikasi (Sulistyo-Basuki,1992). Kerjasama jaringan informasi bertujuan untuk 1) meningkatkan keanekaragaman informasi yang berasal dari perpustakaan lain; 2) memenuhi kebutuhan informasi pengguna; 3) terjalinnya kerjasama berbagai layanan informasi antar perpustkaan. Kerjasama yang terjalin antar perpustakaan dapat berbentuk kerjasama pengadaan, manajemen koleksi, penyimpanan buku yang tidak digunakan, kerja sama pemusatan pengadaan dan penyimpanan, kerjasama pertukaran dan redistribusi informasi, pengolahan data bibliografis, penyediaan fasilitas-fasilitas, pinjam koleksi antar perpustakaan, kerjasama antar pustakawan, kerjasama penyusunan katalog induk, pemberian jasa informasi. Kerjasama Jaringan informasi memiliki beberapa poin penting yang harus diperhatikan. Dalam kerjasama jaringan informasi antar perpustakaan ada bagian bidang teknis, ada beberapa aspek penting, lalu sistem yang membentuk kerjasama informasi, dan ada hubungannya dengan dunia digital.

Pembahasan
A.   Jaringan Kerjasama Bidang Teknis
Dalam teknisnya jaringan kerjasama terbagi menjadi beberapa aspek, yang pertama adalah
1.     Aspek kerjasama pengadaan. Pengadaan koleksi di perpustakaan memiliki sumber yang berasal dari 5 bagian yaitu pembelian, suara pemustaka, evaluasi, hibah, dan tukar-menukar. Sebagai gambaran terkait kerjasama pengadaan (hibah), di perpustakaan Universitas Gajah Mada terdapat Hatta corner atau ruangan khusus yang memiliki isi koleksi Hatta dan koleksi langka dari koleksi pribadi miliki wakil presiden pertama RI tesebut. Yayasan hatta yang semula mengelola koleksi-koleksi pribadi tersebut memberikan semuanya kepada Perpustakaan UGM pada tahun 2006.   
2.     Aspek Pengatalogan, hal penting dalam pengatalogan adalah pengertian dan tujuan. Pengatalogan adalah proses pemuatan rekaman bibliografi yang akan dijadikan sebagai wakil ringkas dokumen yang tercantum pada katalo. Sedangkan itu katalog adalah daftar yang digunakan untuk menunjukkan ketersediaan koleksi perpustakaan berdasarkan pengarang, judul, dan subjek.
3.     Aspek kerjasama penyusunan katalog induk, dapat didefinisikan sebagai Salah satu kerjasama yang dapat dilakukan oleh perpustakaan adalah penyusunan katalog induk. Penyusunan katalog ini dilakukan dua perpustakaan atau lebih yang telah melakukan kesepakatan kerjasama. Katalog induk memiliki fungsi 1) Mempermudah penyalinan katalog; 2) Mendukung pengawasan bibliografi; 3) Menunjang silang layan. Terdapat 7 proses dalam pembentukkan katalog induk yaitu :
·       Penyusunan materi perpustakaan
·       Penyusunan anggaran
·       Standarisasi
·       Ukuran kartu
·       Sistem penyusunan
·       Kode perpustakaan
·       Tenaga (staf)
4.  Resources Sharing adalah layanan dimana pengguna dari satu institusi dapat menerima koleksi yang dimiliki oleh institusi lain yang memilik jalinan kerjasama. Ada 3 jenis kerjsama Resource Sharing yaitu Silang Layan, Penggunaan Ruang dan Fasilitas, dan Pertukaran Data Bibliografi. Jenis Kerjasama pertukaran memiliki maksud, Perpustakaan dan Lembaga Informasi sudah mengadakan kerjasama Pertukaran data bibliografi yang sudah terintegrasi dengan komputer. Kesepakatan peraturan mengenai standardisasi deskripsi bibliografis dan penempatan field bibliography atau dikenal Machine Readible Catalogue(MARC) yang merupakan syarat automasi perpustakaan untuk membuat database bibliografi. Dalam deskripisi bibliografi yang pengelolaannya berbasis computer, terdapat 2 standar format yakni Machine Readible Catalogue(MARC) dan Dublin Core

B.   Kerjasama Silang Pelayanan Pemustaka
Kerjasama Silang Pelayanan atau kerjasama silang layan terbagi menjadi dua aspek yaitu tujuan silang layan dan ketergantungan perpustakaan. setelah itu ada kerjasama layanan silang yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu
·       Pertama, Sistem informasi manajemen memiliki aspek kriteria yang diperlukan untuk sistem informasi manajemen, ada beberapa yang terlibat dengan sistem informasi manajemen, sistem informasi manajemen memiliki fungsi dan tujuan tertentu, dan terdapat pendekatan pembangunan dari sistem informasi manajemen.
·       Kedua, Permintaan Terhadap Informasi sudah termasuk kedalam bagian manfaat kerjasama jaringan informasi
·       Ketiga, pergeseran tren menuju perpustakaan elektronika terdapat beberapa faktor untuk dipertimbangan yakni faktor objek atau kepada siapa hal tersebut ditujukan, faktor media, faktor organisasi, dan faktor bentuk jaringan. pergeseran tren menuju perpustakaan elektronika memiliki beberapa kelebihan yaitu mudah ditemukan,  mudah disediakan, mudah dihubungkan, lebih cepat dipublikasi, lebih cepat dipublikasi. Disisi lain juga memiliki beberapa kekurangan yaitu aspek teknis, rentan terhadap plagiarisme, terlalu konsumtif, tenaga pustakawan akan jarang dipergunakan.
·       Keempat, Pengelolaan Informasi terkait dengan kaitan data dan informs yang dapat disimpulkan bahwa Data yang disampaikan maupun direkam dapat dijadikan sebuah informasi.
Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan dapat berbentuk seminar atau semacamnya yang konten pembahasanya berkenaan dengan kebijakan suatu perpustakaan, masalah yang terjadi sehari-hari, dan Subject oriented.

C.   Aspek Sosial Dalam Jaringan Kerjasama Perpustakaan dan Informasi
Kerjasama bidang sosial dapat dilakukan oleh pustakawan yang stereotype-nya adalah seorang manusia yang memiliki kodrat sosial karena dalam setiap mereka bertemu pengguna, tidak dapat menghindari kegiatan seperti berkomunikasi dan berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung, aspek sosial sudah tentu melibatkan orang lain.
1.     Mengkonstruksikan realitas di bidang informasi dan bidang terapan yang lain, Konstruksi dalam bidang ini lebih pada kegiatan yang akan memiliki hasil akhir pada suatu pola atau sistem. Konstruksi realitas yaitu usaha untuk mengarahkan pada bantuan sistem berdasarkan pada kenyataan. Ada 3 penunjang terkait Mengkonstruksikan realitas di bidang informasi dan bidang terapan yang lain yakni:
a.     Proses Sosial, terbentuk berdasarkan tindakan dan interaksi yang menciptakan realitas secara subjektif lalu menjadi pengaruh sosial/pengetahuan setelah itu menjadi media Pendidikan formal dan informal.
b.     Konstruksi Sosial, memiliki proses dari registrasi konflik/kepentingan setelah itu, menjadi negosiasi dan kesepakatan, lalu mengkonfigurasi sosial, selanjutnya merekonstruksi realitas dan akhirnya menjadi interaksi sosial.
c.     Lingkungan Informasi, dapat dikatakan sebagai Lembaga informasi yang meliputi masyarakat, pemerintah, tokobuku, media massa, sekolah, perpustakaan,dll.
2.     Timbulnya konfigurasi sosial, Konfigurasi sosial merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang tumbuh dalam sebuah lingkungan dan konteks tertentu. Contohnya  rumah sakit (bidang ilmu terapan) dan Perpustakaan (bidang ilmu informasi). Secara teknis informasi memiliki tingkatan yaitu diawali dengan data, lalu diatasnya ada information, diatas informasi ada knowledge, dan dipucuknya adalah wisdom.
3.     Proses konstruksi sosial, memiliki konsep yang merujuk kepada sebuah fenomena sosial yang berupa serangkaian proses interaksi yang dianalisis berdasarkan pada interpretasi dan refleksi para pelakunya. Proses kontruksi sosial memiliki dua perbedaan yaitu Proses sosial asosiatif, memiliki cakupan kooperasi, akomodasi, asimilasi dan aglamasi. Dan Proses sosial disosiatif, memiliki cakupan kompetisi, konflik, dan kompetitif.

Konstruksi Sosial Baru 
sebuah proses pembangkitan kesadaran yang memiliki tujuan untuk menumbuhkan kesadaran pada kelompok untuk menentukan identitas komunitasnya dalam rangka mengubah masa depan dalam masyarakat.

D.   Aspek Teknologi Dalam Jaringan Kerja Sama Perpustakaan dan Informasi
Sebuah kutipan menyatakan bahwa “Perpustakaan seperti Sebuah permata yang hilang dan telah ditemukan”. Ada beberapa hal yang penting  yang mengaitkan topik Aspek Teknologi Dalam Jaringan Kerja Sama Perpustakaan dan Informasi, seperti perpustakaan digtal. Seperti yang kita ketahui perpustakaan digital memiliki berbagai keunggulan yakni 1) Tidak Memiliki Batas Fisik; 2) Ketersediaan Akses yang selalu ada; 3) Multiakses; 4) Memudahkan Temu kembali informasi; 5)  Preservasi dan Konservasi; 6) Manajemen Personalia. Dibalik berbagai keunggulannya tidak dapat dipungkirin tantangannya pun juga lumayan banyak yaitu 1) Seleksi Objek fisik dan digital; 2 Akuisisi); 3) Organisasi dan Akses; 4) Preservasi dan Konservasi; 5) Jasa dan Pelatihan Pemakai; 6) Manajemen Personalia.
Menurut Bush (1945) awal perpustakaan digital di Indonesia dimulai sejak komputer mulai digunakan di Indonesia, merujuk kepada pendapat Bush maka awal mula perpustakaan digital dimulai pada tahun 1960 atau 1970. Selain perpustakaan digital, didunia perpustakaan mengenal juga istilah perpustakaan hibrida. Ada beberapa nama proyek pengembangan Perpustakaan hibrida, disebutkan sebagai berikut :
·       Builder Hybrid Library
·       AGORA
·       Malibu
·       Headline Project
·       HuLife
Perpustakaan hibrida dan Perpustakaan digital merupakan dua perpustakaan yang berada walaupun pada dasarnya sama-sama memberikan pelayanan kepada user namun lebih spesifik perbedaannya lebih kepada bahan koleksi yang akan ditelusur oleh user. Perbedaan mendasara atas keduanya sebagai berikut :
Perpustakaan Hibrida
·       Memiliki Koleksi tercetak yang permanen
·       Koleksi elektronik dan digital serta penggunaan teknologi komputer tidak dipisah
Perpustakaan digital
·       Portal perpustakaan sepenuhnya digital
·       Penyempitan cakupan informasi yang terbatas pada koleksi yang digitalkan.
Aspek teknologi selanjutnya yang tercakup pada Jaringan Kerja Sama Perpustakaan dan Informasi adalah Cloud Computing. Cloud Computing merupakan teknologi yang  menggabungkan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan atau pemrosesan berbasis internet (awan).  Perpustakaan digital yang ingin mengadaptasi Cloud Computing perlu memperhatikan syarat sebagai berikut :
·       Layanan Bersifat On-Demand
·       Elastis/Fleksibel
·       Layanan Dikelola Provider
·       Resource Pooling
·       Akses Pita Lebar
·       Layanan Terstruktur
Cloud Computing terbagi menjadi tiga bagian yaitu  Public Cloud yang dapat digunakan untuk umum, Private Cloud lebih difokuskan kepada organisasi perusahaan untuk mengoperasikan dan mengelolanya, Hybrid Cloud merupakan gabungan dari Cloud Computing Public dan Private. Di dunia perpustakaan Cloud Computing dapat diterapkan ke berbagai aspek-aspek seperti infrastruktur, keamanan data, dan sumber daya manusia.
Digital Native yang membuat aspek teknologi tercakup pada Jaringan Kerja Sama Perpustakaan dan Informasi. Generasi manusia yang lahir disaat era digital sudah berlangsung dan berkembang pesat. kelompok manusia ini memulai belajar menggunakan perangkat digital, seperti komputer, internet, handphone atau smartphone, dll. Digital Native memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·  Tidak sabar dengan cara yang sistematis untuk memperoleh informasi dan pengetahuan
·       Mengharapkan respon instan
·       Mengaharapkan hadiah dari teknologi yang mereka gunakan
Open Access merupakan Fenomena masa kini yang berkaitan dengan dua hal yaitu keberadaan teknologi digital dan akses ke artikel jurnal ilmiah dalam bentuk digital. Ciri-cirinya sebaga berikut :
·       Redistribusi Bebas
·       Karya Turunan
·       Tidak ada Diskriminasi terhadap Orang atau Kelompok
·       Tidak ada Diskriminasi terhadap Bidang Berusaha
·       Distribusi Lisensi

E.    Sistem Perpustakaan Terintegrasi
Integrated Library System (ILS) atau Sistem Perpustakaan Terintegrasi memiliki berbagai definisi yang berasal dari bebrapa ahli, Integrated Library System Merupakan kelajutan alamiah dari sistem otomatisasi perpustakaan (Fayen,2005). ILS merupakan perluasan dari sistem otomatisasi (Putu Laxman Pendit,2008). Menekankan ILS dan sistem otomasi dapat dipertukarkan (Weber dan Peters, 2010). Wikipedia menjelaskan sebagai Serangkaian sistem perencanaan sumber daya perpustakaan. ILS memiliki berbagai komponen yang tercakup seperti Library Catalogue dengan format MARC, Tajuk subyek dan pengarang (authority control), Penlusuran koleksi (OPAC), Sistem sirkulasi, koleksi label merah (course reserves), pemesanan pendukung koleksi (materials booking), kerjasama antar perpustakaan (interlibrary loan), inventory control dengan RFID, pengadaan (Acquiditions), Terbitan Berseri (Serial Control), Penjilidan (Binding), Dukungan Kepemilikan (Holding Support), Pelaporan (Supporting).
Sistem Perpustakaan Terintegrasi memiliki  fasilitas yang berlimpah yang sangat beguna untuk usernya seperti, catalog management, circulation management, custom user interface,  customer database, customizable fields, data impor / ekspor, federated searching, fee collection, legacy system integration, mobile access,  web service, software development kit, self checkin / checkout, scanning and barcode integration, multi language, OPAC, periodicals and serial management, reporting, RFID, DLL.
Integrated Library System (ILS) atau Sistem Perpustakaan Terintegrasi terdapat aspek-aspek terkait kerjasama antar perpustkaan. Aspek-aspek tersebut meliputi :
·       Pengolahan koleksi
·       Penelusuran koleksi
·       Pembangunan katalog induk
·       Pengembangan koleksi
·       Pinjam antar perpus

F.    Digitalisasi dan Simpan Pengetahuan Bersama
Terdapat beberapa aspek yang menunjang topik tersebut yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.     Digitalisasi & Komunitas Online, Digitalisasi mengacu pada manajemen pengetahuan yaitu Suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi, konsepnya adalah timbal balik antara manusia teknologi informasi  dengan menggunakan jaringan computer. Sedangkan Komunitas Online merupakan masyarakat yang melakukan kegiatan dalam bentuk pertukaran informasi dan pengetahuan dengan bantuan Information and Communications Technology (ICT). Kemudahan mengunduh aplikasi di internet mempermudah penggunanya untuk membentuk komunitas online berdasarkan kesamaan kepentingan dan ketertarikan. Komunitas online dapat dibentuk dengan hanya beberapa orang atau anggota yang memiliki batas. Data dan informasi yang beredar di komunitas tersebut akan di himpun secara sistematis dan digunakan kembali jika diperlukan.
2.     Perpustakaan Digital, adalah Sebuah koleksi informasi digital yang diorganisir (Lesk,2005). Atau Koleksi Informasi yang dikelola, beserta layanan yang terkait,     ketika informasi yang disimpan   dalam format digital dan dapat diakses melalui jaringan (Arms,2001). Perpustakaan  Digital memiliki beragam Karakteristik yang adalah  Koleksi dalam bentuk digital, Mudah diakses pengguna, Perpustakaan berisi data dan metadata, dan Koleksi melalui proses diseleksi.
3.     Kelebihan dan Kekurangan Perpustakaan Digital, Perpustakaan yang sudah berbasis komputer dan beralih ke dunia digital tidak selalu lebih dari segalanya namun juga terdapat kekurangan yang solusi nya bahkan belum ada. Kelebihan perpustakaan digital sebagai berikut :
·       Tidak ada batasan fisik, tidak perlu datang ke perpustakaan untuk dapat memanfaatkan koleksi.
·       Tersedia sepanjang waktu, dapat mengakses informasi setiap saat.
·   Akses Ganda, dapat dimanfaatkan oleh banyak pengguna sekaligus.
·   Pendekatan terstruktur, menyediakan akses untuk pengguna melalui pola yang terstruktur.
·  Temu Kembali Informasi, terdapat fleksibilitas dalam menggunakan istilah penelusuran yang berupa kata kunci.
·      Pelestarian dan konservasi, mengacu kepada yang sama persis dari koleksi aslinya dapat dibuat beberapa-kali sesuai kebutuhan.
·       Ruang, hemat ruang karen tersimpan di database.
·   Nilai tambah, menigkatkan tingkat pemahaman sebuah objek gambar.
·       Mudah untuk diakses, dengan perkembangan teknologi membuat perpustakaan digital dapat dengan mudah untuk diakses.
Kekurangan Perpustakaan digital :
·       Terkendala hak cipta, karena sebuah karya tidak dapat disebar-luaskan pada periode tertentu yang dalam jangka waktu yang berbeda-beda.
·       Koleksi terbatas, hanya terbatas pada bahan-bahan yang dapat diakses oleh umum.
· Lebih nyaman membaca bahan tercetak, tergantung kecenderungan pribadi masing-masing.
Perpustakaan digital tidak lahir begitu saja dengan kesempurnaan namun melalui perkembangan-perkembangan yang memerlukan kurun waktu yang cukup lama. Pada tahun 1990 Amerika dan Eropa, Kedua benua tersebut memulai untuk membangun & mengembangkan perpustkaan digital. Setelah itu pada tahun 1994 Digital Libraries Initiative didirikan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk menunjukkan keseriusan akan pengembangan perpustakaan digital. Pada tahun 1998 Benua Eropa memulai untuk  mengembangkan teknologi dan sistem perpustakaan digital.
Perpustakaan digital memiliki isu Pada awal perkembangan perpustakaan digital melibatkan kerja sama antar banyak pihak, tidak berdiri sendiri sehingga konsep perpustakaan digital dirancang untuk berkolaborasi dengan entitas satu dengan yang lainnya dengan kata lain menyangkut Interoperabilitas.
4.     Perpustakaan Digital Sebagai Model Jaringan (Interoperabilitas)
Menurut Arms 2001 interoperabilitas ialah Upaya pengembangan jasa yang terpadu bagi pengguna perpustakaan digital sehingga dapat memanfaatan sumber daya yang disediakan oleh beragam sistem dan institusi. Menurut pandangan NISO, 2004 interoperabilitas adalah kemampuan berbagai sistem dengan Hardware, Software, platforms, struktur data, antaramuka yang berbeda untuk bertukar data dengan meminimalisasi kehilangan konten dan fungsi.  
Menurut Miller, 2000 interoperabilitas memiliki enam aspek standar, sebagai berikut :
·       Technical Interoperability
·       Political & HumanInteroperability
·       Legal Interoperability
·       Semantic Interoperability
·       Intercommunity Interoperability
·       International Interoperability
Di Indonesia tidak kita sadari juga memiliki model interoperabilitas yang dinamakan portal garuda, penjelasan dan konerjanya dijabarkan sebagai berikut :
·       Kemenristek Dikti Menyediakan Portal Garba Rujukan Digital (Portal Garuda)
·       Portal garuda mengumpulkan semua metada koleksi dari masing-masing repositori perpustakaan
·       Koleksi on-line yang asli tetap di repositori perpustakaan masing-masing
·       Portal garuda hanya menyediakan link untuk menuju koleksi yang dimaksud

Kesimpulan
Kerjasama jaringan informasi merupakan hal yang cukup kompleks untuk dijelaskan karena hal tersebut mengaitkan dunia perpustakaan yang merupakan lembaga penyedia layanan informasi harus mengikuti perkembangan zaman yang modern, merngartikan bahwa informasi terintegrasi dengan jaringan internet. Kekompleksan tersebut dapat terbagi menjadi beberapa aspek yaitu Jaringan Kerjasama Bidang Teknis, Kerjasama Silang Pelayanan Pemustaka, Aspek Sosial Dalam Jaringan Kerjasama Perpustakaan dan Informasi, Aspek Teknologi Dalam Jaringan Kerja Sama Perpustakaan dan Informasi, Sistem Perpustakaan Terintegrasi, dan Digitalisasi dan Simpan Pengetahuan Bersama. Dari aspek tersebut terdapat beberapa hal yang berlaku sebagai penopang aspek-aspek tersebut dengan tujuan meng-goal-kan kejasama jaringan informasi. Kerjasama jaringan informasi bertujuan untuk meningkatkan keanekaragaman informasi yang berasal dari perpustakaan lain, memenuhi kebutuhan informasi pengguna, terjalinnya kerjasama berbagai layanan informasi antar perpustakaan. Intisarinya adalah bahwa perpustakaan harus mengikuti perkembangan zaman dan juga sekaligus melakukan kerjasama dengan institusi lain terkait penyedia layanan informasi dalam memenuhi kepuasan dan memudahkan user. Walaupun sebelumnya keadaan sudah baik tetapi jika dapat dibentuk menjadi lebih baik lagi, itu adalah hal yang perlu dilakukan.



Daftar Pustaka
Puspitasari, dyah DKK (2014). Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan Antara Indonesia-Malaysia Library Cooperation and Networking. EduLib Vol.1
Materi Presentasi Mata Kuliah Kerjasama Informasi, Kelompok 1 – 6.






Komentar